Rabu, 25 Maret 2015

Yanni "Trio Libels" Meninggal Dunia



Dunia musik tanah air sedang berduka, Yanni Djunaedi atau lebih dikenal dengan sapaan Yani Trio Libels meninggal dunia. Kabarnya pentolan grup musik era tahun 1980 ini meninggal karena serangan jantung kala berada di bandara Pangkalpinang.

Trio Libels adalah salah satu grup musik pertama Indonesia yang digawangi oleh Ronny Sianturi, Edwin Manansang, dan Yani Djunaedi. Kelompok ini mulai dikenal luas pada dekade tahun 1980an. Nama Libels berasal dari nama sekolah dari anggota Trio Libels, yaitu SMA Negeri 15 Jakarta yang disingkat menjadi Libels.

Beberapa album di antaranya GADISKU, AKU SUKA KAMU, dan JERAT-JERAT CINTA pernah begitu populer di masanya. Grup vokal ini sempat lama vakum sejak 1996 dan kembali aktif di dunia musik dengan album LIFE IS BEAUTIFUL pada tahun 2010 silam.

Sepuluh Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa

Pals, album musik Indonesia siapa sih yang paling kamu sukai? Hari ini redaksi #SaveMusicIndonesia akan kasih bocoran sepuluh album musik Indonesia terbaik sepanjang masa menurut majalah Rolling Stone Indonesia.




Album Badai Pasti Berlalu (tahun 1977) milik penyanyi bersuara khas Chrisye menjadi album musik Indonesia terbaik sepanjang masa. Album berisi lagu-lagu soundtrack film dengan judul yang sama pada tahun 1977 itu berisi kurang lebih 13 lagu yang rata-rata diciptakan oleh Eros Djarot.

Urutan kedua diikuti oleh album milik Guruh Soekarnoputra dan Gipsy berjudul Guruh Gipsy (tahun 1976) serta urutan ketiga, keempat dan selanjutnya diduduki oleh:

3. Album kompilasi Lomba Cipta Lagu Remaja tahun 1978
4. Album Dheg Dheg Plas milik Koes Plus tahun 1969
5. Album Suit... Suit... He... He... (Gadis Sexy) milik Slank tahun 1991
6. Album To The So Called The Guilties milik Koes Bersaudara tahun 1967
7. Album Api Asmara milik Rien Djamain tahun 1975
8. Album Swami milik Swami tahun 1989
9. Album 4 Through The Sap milik PAS tahun 1994
10. Album Ken Arok milik Harry Roesli tahun 1977

Selasa, 24 Maret 2015

Inilah Delapan Lagu Indonesia Terkeren!

Pals, tahu nggak sih ada delapan lagu terkeren di Indonesia lho, ini dia nih daftar teratasnya, simaaaaak yaa!


1. TERLATIH PATAH HATI - THE RAIN FEAT ENDANK SOEKAMTI
Dalam kesempatan ini, band yang digawangi oleh Indra Prasta, Iwan Tanda, Ipul Bahri dan Aang Anggoro ini menggandeng sesama band Jogjakarta, Endank Soekamti. Seperti apa jadinya?

2. SEPATU – TULUS
Lagu Sepatu bikin nama Tulus melambung. Radio airplay-nya kencaaaaang banget buat lagu ini. Ada juga ciri khas yang diberikan penonton ketika lagu ini dimainkan. Apa tuh?

3. GELORA CINTAKU – TRIO LESTARI
"Gelora Cintaku" merupakan lagu yang menghadirkan suara khas Tompi, Sandhy Sondoro dan Glenn Fredly dalam nuansa musik jazz. Lagu tersebut pertama kali diperdengarkan pada penonton yang menghadiri "Banyuwangi Beach Jazz Festival" pada 16 November 2013 lalu.

4. BEGITU SAJA – RAN
Lagu tentang ditinggal kekasih dan perselingkuhan memang selalu jadi santapan empuk para penikmat musik Indonesia. Contohnya lagu Begitu Saja dari RAN.

5. PAPAN PENANDA ISI HATI – JKT48
Single terbaru JKT48 ini dirilis di waktu yang sama dengan sister group mereka AKB48 (27/8). Dengan musik enjoyable dan dance yang mudah dipelajari, lagu ini dengan mudahnya nyantol ke telinga para penikmat musik kayak kamu, Pals :D

6. LAPANG DADA – SHEILA ON 7
Single Lapang Dada sendiri telah diputar di 280 radio di 100 kota di seluruh Indonesia.  Dengan begitu single ini praktis menjadi single pertama Sheila On 7 sejak album Berlayar yang dirilis 2011 silam.

7. SAYAP PELINDUNGMU – THE OVERTUNES
Sayap Pelindungmu adalah lagu yang diadaptasi dari lagu "Centre of Gravity-Boyzone". Mungkin beberapa orang menganggap bahwa The Overtunes adalah Plagiat, padahal sebenarnya tidak. Mereka hanya memiliki satu pencipta lagu yang sama dengan Boyzone di Sweden dan kebetulan penciptanya memberikan lagu itu bersamaan kepada The Overtunes dan Boyzone, lalu Boyzone merilis lagu itu empat hari lebih awal dari The Overtunes.

8. HERO – NOAH
Noah menjadikan lagu Hero sebagai jagoan dari Second Chance. Lagu tersebut dipilih bukan tanpa alasan. Steve Lillywhite, alias sang produserlah yang menjadikan lagu tersebut sebagai lagu andalan.

Nah, dari delapan lagu terkeren Indonesia di atas, apakah salah satunya ada lagu favorit kamu? Eiiitsss, tapi jangan sampai kamu dengerin lagu bajakan ya, Pals!

Ngomong-ngomong soal lagu bajakan, yuk dukung pergerakan sosial #SaveMusicIndonesia


sumber: www.hai-online.com

Lima Musisi Besar Paling Berpengaruh di Indonesia

Pals, lima musisi berikut adalah musisi yang paling berpengaruh di Indonesia.

1. Iwan Fals



Iwan Fals lahir dengan nama lengkap Virgiawan Listanto, seorang penyanyi beraliran balada dan country yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia. Pria kelahiran Jakarta, 3 September 1961 ini tidak jarang membuat lagu berdasarkan suasana sosial kehidupan Indonesia sejak tahun 1970 hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya sendiri tetapi juga sejumlah pencipta lain.


2. Rhoma Irama



Raden Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama, lahir di Tasikmalaya, 11 Desember 1946 adalah musisi dangdut dari Indonesia yang berjulukan "Raja Dangdut". Pada tahun 70-an, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Berdasarkan data penjualan kaset dan jumlah penonton film- film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10 persen penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh." Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film.


3. Benyamin Sueb




Benyamin Sueb (lahir di Kemayoran, Jakarta, 5 Maret 1939 – meninggal di Jakarta, 5 September 1995 pada umur 56 tahun) adalah pemeran, pelawak, sutradara, dan penyanyi Indonesia. Benyamin menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film.

Lewat popularitas di dunia musik, Benyamin mendapatkan kesempatan untuk main film. Kesempatan itu tidak disia-siakan. Beberapa filmnya, Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Intan Berduri serta Si Doel Anak Betawi (1976) yang disutradari Sjuman Djaya, semakin mengangkat ketenarannya. Dalam Intan Berduri, Benyamin mendapatkan piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik.

Pada akhir hayatnya, Benyamin juga masih bersentuhan dengan dunia panggung hiburan. Selain main sinetron/film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) ia masih merilis album terakhirnya dengan grup Rock Al-Haj bersama Keenan Nasution. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut.

Dalam dunia musik, Bang Ben (begitu ia kerap disapa) adalah seorang seniman yang berjasa dalam mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya kesenian Gambang Kromong. Lewat kesenian itu pula nama Benyamin semakin populer. Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno, melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia. Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karier musik Benyamin, yang terjadi malah kebalikannya. Dengan kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang Kromong yang dipadu dengan unsur modern.


4. Ahmad Dhani


Dhani Ahmad Prasetyo (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 26 Mei 1972; umur 40 tahun) atau yang lebih dikenal dengan Ahmad Dhani adalah seorang musisi rock dan pengusaha berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan pendiri dan pemimpin grup musik Dewa 19 yang merupakan salah satu band paling sukses sepanjang dekade 1990-an dan 2000-an. Ia juga telah mencetak beragam karya yang berhasil mengorbitkan banyak penyanyi dan grup musik. Dhani juga merupakan pendiri dan pimpinan dari Republik Cinta Management. 

Dhani dikenal sebagai tokoh kontroversial dan sering memancing pro kontra. Ia juga dikenal sebagai musisi dengan eksperimentasi musik dan lirik puitis yang mengutip kata-kata mutiara dari pujangga terkenal. Majalah MTV Trax edisi perdana tahun 2002 menobatkan Dhani sebagai salah satu "25 Musisi/Grup Paling Berpengaruh dalam Musik Indonesia. Rolling Stone juga menempatkannya ke dalam daftar "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa.


5. Didi Kempot


Didi Kempot (lahir di Surakarta, 31 Desember 1966 ) adalah seorang penyanyi campursari dari Jawa Tengah. Didi Kempot merupakan putra dari pelawak terkenal dari kota Solo, Ranto Edi Gudel (Almarhum) yang lebih dikenal dengan nama mbah Ranto. Dia bersaudara dengan Mamiek Podang, pelawak senior Srimulat.

Didi Kempot merupakan penyanyi campursari kebanggaan kota Solo, di samping Gesang (maestro keroncong) dan Tia AFI (juara Akademi Fantasi Indosiar 2). Saat ini Didi Kempot tinggal di daerah Sumber, Solo.

Didi Kempot merupakan musisi yang membuat musik campursari diterima dan disukai oleh masyarakat Indonesia, selain itu dia juga terkenal dan sering diundang tampil di Suriname, Belanda.

Dukung pergerakan "Save Music Indonesia" di http://www.campaign.com/SaveMusicIndonesia!


Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/5139934a0b75b40264000011/5--musisi-besar-paling-berpengaruh-di-indonesia

Senin, 23 Maret 2015

Harapannya, Empat Band Indonesia Ini Nggak Akan Bubar


Pals, ini dia band-band terbaik yang ada di Indonesia saat ini dan jangan sampai bubar.




Sore
Tidak banyak yang bisa ciptain musik seberkualitas Sore di Indonesia. Band yang jadi favorit semua orang karena kualitas musik mereka yang fenomenal ini adalah spesies langka yang wajib dilestarikan. Terbentuk sejak 2002, Sore terhitung awet sebagai band dan tampaknya nggak peduli hal-hal lain di luar, seperti gimana caranya bikin musik yang bagus. Itu alasan mereka tetap awet dan adem ayem dalam berkarya. Dua album yang sempat dirilis, Centralismo (2005) dan Ports of Lima (2008) jadi bukti kalau mereka sudah berkarya maksimal. Lagu-lagu mereka yang berbobot itu punya nilai replayable sangat tinggi karena dipenuhi detail-detail kecil yang jenius. Album ketiga mereka Los Skut Leboys dijanjikan akan rilis dalam waktu dekat. Can't waaaiiiiiit!


Efek Rumah Kaca
Pals, apresiasi yang lebih layak kita berikan pada Efek Rumah Kaca. Sebab, mereka mengajarkan khalayak untuk menikmati lirik lagu berbahasa Indonesia yang berkelas. Saat band-band lain kesulitan dan menyerah untuk membuat lirik lagu berbahasa Indonesia yang baik, Efek Rumah Kaca mampu manfaatkan kosakata yang mereka punya tak hanya untuk merangkai kata yang enak disandingkan dengan nada-nada, tapi juga berisi pesan sosial yang berbobot. Kita harapkan ERK bisa bertahan lama dalam berkarya karena Indonesia masih sangat membutuhkan mereka. Oh ya, setiap rilisan ERK kini bisa didapat dengan GRATIS dan LEGAL di website resminya. Baik hati banget!


The S.I.G.I.T
Bermula dari band rock n roll kecil-kecilan yang mengisi soundtrack film tentang anak sekolah, The S.I.G.I.T berkembang pesat dan jadi headliner berharga mahal yang patut disegani. Bukan hanya disegani di luar negeri tapi juga di Australia dan Amerika Serikat lho Pals. The S.I.G.I.T yang awalnya mainin straight forward rock n roll macam The Datsuns dan Wolfmother. The S.I.G.I.T merombak total pola lagu-lagu mereka di album Detourn yang sensasional dan mengusung musik yang lebih kompleks. Ini mengingatkan pada Led Zeppelin era akhir, Queen of the Stone Age dan Pink Floyd. Honestly, musik semacam ini harus lebih dihargai karena beragam referensi cerdas itu adalah sesuatu yang masih kurang digeluti oleh band-band di Indonesia. Long Live The S.I.G.I.T!


Slank
Nah, yang ini mungkin tone-nya beda dari tiga band di atas karena mereka bukan band Indie dan jauh lebih 'sepuh'. Kalau bicara soal pengaruh, Slank bisa dibilang nggak punya lawan sekarang. Slank terbukti masih bisa menjadi band panutan bagi banyak orang. Saat pilpres tahun lalu, Slank banyak berjuang untuk memenangkan salah satu calon dan membantu memberi suara yang tak terhitung banyaknya. Bahkan, Slank banyak juga dicela karena berjualan sosis. Padahal sosisnya pun enak kok kalau dimakan ketika lapar melanda. Jadi, ya nggak apa-apa dong? Sekarang coba lihat deh band mana lagi yang bisa memobilisasi massa sehebat Slank? Dengan kekuatan itu, kita semua pasti berharap Slank terus bertahan dan menyuarakan kebaikan.

sumber: malesbanget.com

Minggu, 22 Maret 2015

"Napster"

Pals, suka penasaran nggak sih gimana awalnya seseorang bisa mengunduh lagu dengan format MP3 gratis? Ternyata, awal mulanya dari sebuah jaringan jasa penyedia musik bernama ‘Napster’.




Napster merupakan jaringan jasa penyedia musik yang asalnya merupakan jasa file sharing, didirikan oleh Shawn Fanning. Napster meninggalkan jejak besar pada dunia Internet pada tahun 2000. Teknologinya memungkinkan pecinta musik untuk berbagi lagu dalam format MP3 dengan mudah dan itu menyebabkan pelanggaran hak cipta yang berat. Nama 'Napster' sendiri berasal dari nama panggilan Fanning.

Napster dirilis pertama kalinya pada musim gugur 1999. Situs ini merupakan situs yang pertama dari sistem file sharing peer-to-peer yang amat digemari masyarakat. Walaupun situs tersebut bukan merupakan sistem file sharing peer-to-peer yang sempurna karena server pusat hanya menyimpan daftar komputer mana yang mempunyai file sejenis dengan yang dicari oleh seorang pemakai. Pertukaran file sendiri dilaksanakan secara langsung antara komputer-komputer pengguna.

Sistem Napster mirip dengan Instant Messaging. Walaupun IRC, Hotline, dan USENET telah menyediakan layanan serupa, tetapi Napster merupakan situs pertama yang mengkhususkan diri dalam format MP3. Napster menghasilkan sistem yang mempunyai sejumlah besar pilihan lagu untuk diunduh. Hal ini memudahkan orang awam untuk mendapatkan musik yang mereka inginkan tanpa harus pergi ke toko musik untuk membeli album yang terdiri dari satu lagi bagus dan sisanya lagu pengiring untuk mengisi ruang yang kosong.

Banyak sekali lagu-lagu lama namun tidak didistribusikan lagi. Biasanya lagu-lagu ini kemudian diedarkan dengan pembajakan secara ilegal, terutama bintang terkenal seperti The Beatles, The Rolling Stones, dan The Who, hingga soundtrack yang tidak pernah diedarkan seperti dari John Williams dan Jerry Goldsmith.

Dengan file yang didapat dari Napster, pengguna mampu menghasilkan album kompilasi CD-R mereka sendiri secara gratis dan pada dasarnya tidak perlu membayar satu sen royalti pun kepada penyanyi/pencipta atau ahli warisnya. Konsep ini menyebabkan kemarahan beberapa Perusahaan Rekaman Besar, yang pada Desember 1999 mengajukan gugatan class action terhadap Napster. Namun, hal ini justru memberikan Napster publikasi secara luas dan berjuta pengguna mulai mengikuti "demam Napster". Pengguna Napster memuncak hingga 13.6 juta pengguna pada Februari 2001 (sumber: comScore Media Metrix).

Ketika itu, banyak pendukung Napster yang merasa heran. Bagi mereka, kebebasan pertukaran file adalah salah satu ciri utama Internet dan tidak seharusnya ditujukan kepada Napster. Sebab, Napster hanya bertindak sebagai mesin pencari (search engine). Pelarangan Napster hanya akan menyebabkan timbulnya usaha membuat Napster-Napster baru yang semakin tidak terkendali peer to peer seperti kemudian Audiogalaxy, Morpheus, Gnutella, dan KaZaA). Selain itu juga, banyak pendukung Napster bingung mengenai penggunaan istilah base untuk menggambarkan layanan tersebut (padahal fungsinya hanya sebagai daftar dan bukan halaman download) menyebabkan Napster mendapat image sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas terjadinya penyebaran file, bukan sebagai pembantu terjadinya pertukaran file.

Pada bulan Juli 2001, seorang hakim telah mengeluarkan perintah Napster ditutup demi mencegah pelanggaran hak cipta terjadi. Pada 24 September 2001, kasus tersebut telah setengah selesai. Namun Napster setuju untuk membayar pencipta lagu dan pemilik hak cipta sebesar US $26 juta sebagai ganti rugi penggunaan musik masa lalu dan juga bayaran muka untuk lisensi royalti masa depan sebesar US$10 juta. Untuk membayar denda tersebut, Napster berusaha untuk mengganti layanan gratis mereka menjadi layanan dengan pembayaran langgangan. Penyelesaian prototipe diuji pada musim panas 2002, tetapi tidak pernah dibebaskan untuk umum.

Pada 17 Mei 2002, Napster mengumumkan bahwa aktivanya akan diambil alih oleh firma media Jerman Bertelsmann AG sebesar US $8 juta. Menurut syarat perjanjian tersebut, pada 3 Juni Napster memohon perlindungan Chapter 11 di bawah undang-undang muflis Amerika Serikat. Pada 2 September 2002, seorang hakim kasus kebangkrutan Amerika menghalangi penjualan kepada Bertelsman dan memaksa Napster untuk menjual aktivanya menurut Chapter 7 undang-undang muflis Amerika. Kebanyakan karyawan Napster diPHK, dan halaman depan Web Napster diubah menjadi "NAPSTER was Here".

Sejak Napster ditutup, beberapa peraturan pertukaran file peer to peer seperti Morpheus dan KaZaA mulai diberlakukan. Peraturan ini hanya berasumsi Napster sebagai sumber utama bagi konsumen pertukaran file MP3 untuk mendapatkan musik yang diinginkan. Dalam setahun, penutupan Napster (dalam bentuk asal) hanya menyebabkan sedikit pengaruh dalam pertumbuhan pertukaran file menurut pendukung pertukaran file.

Pelayan terpusat yang digunakan oleh Napster menjadikannya sebagai target mudah tuntutan hukum (karena peraturan "Napigator" memungkinkan Napster untuk mengalihkan pelayanan kepada pelayan Napster tidak resmi), karena ini jelas merangsang kehadiran aktivititas pertukaran terlarang, sehingga menjadikan Napster bersalah karena tidak berusaha mencegahnya.

Sistem lain seperti KaZaA dan Audiogalaxy juga telah dituntut oleh industri rekaman, sementara sistem peer to peer yang lebih tepat seperti Morpheus berasaskan Gnutella dan LimeWire telah terbukti lebih sulit dituntut industri musik.

Pada 25 Jun 2003, RIAA mengubah tuntutan bukan kepada layanan peer to peer, tetapi kepada pengguna jasa itu sendiri dan akan mengajukan tuntutan karena terlibat dalam pertukaran file ilegal, dimulai September tahun pertama.

Proyek Napster kemudian diganti dengan Napster 2.0 dalam usaha meneruskan komersialisasi musik dengan aturan yang sah.


Sumber: Wikipedia

Paramitha Rusady Buktikan Tak Vakum dengan Konser di Amerika






Lama tak terdengar suaranya, banyak yang menanti-nanti karya anyar . Lantaran lama tak mengeluarkan single baru, penyanyi berusia 48 tahun ini pun sempat diduga vakum dari dunia musik. 

Paramitha Rusady akhirnya membuktikan bahwa ia tak istirahat dari dunia menyanyi yang telah membesarkan namanya itu. Paramitha mengumumkan bahwa saat ini dirinya sedang mempersiapkan gelaran akbar untuk mengobati kerinduan penggemar. 

Rupanya, Paramitha akan menggelar konser di Amerika. tepatnya di Los Angeles. Berbagai persiapan pun dilakukan untuk konser yang akan diadakan dua bulan lagi. 

"Iya, aku ada persiapan konser di Los Angeles pada bulan Mei," beber Paramitha di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (20/3). Usut punya usut, Paramitha juga memiliki kesibukan lain selain persiapannya untuk konser. 

"Ada off air, ada kegiatan sosial. Jadi rupanya patokan barometernya di TV yah? Berarti harus sering-sering yah," ujarnya seraya tersenyum. Aktif di bidang sosial membuat mantan istri Gunawan ini sangat berharap bisa terpilih menjadi duta lansia. 

"Karena ngurusin lansia adalah mimpi saya dari kecil, kalau ketemu orangtua aku seneng," tutup pemilik nama asli Pradnya Paramitha Chandra Devy Rusady tersebut. "Aku pengin punya rumah lansia." (wk/kr)

Sumber: WowKeren

Legenda Musik Indonesia 'Koes Plus'




Musik pop di Indonesia kurang lengkap tanpa menyebut musisi legendaris, KOES PLUS. Grup ini sempat menjadi kontroversial di tengah popularitasnya. Sempat mendekam di penjara karena dianggap antek kapitalis oleh Bung Karno hingga dikecam sebagai musik cemen. Tapi, sejarah musik Indonesia menempatkan kelompok musik ini sebagai tonggak musik di Indonesia. Jika dulu sempat muncul demam album dengan stempel Pop Jawa dan Pop Melayu, merekalah pelopornya. Kini grup ini hanya tinggal Yon Koeswono (vocal, gitar) dan Yok Koeswoyo (bass) dari formasi asli. Beberapa album fenomenalnya ialah Dheg Dheg Plas, Bunga Di Tepi Jalan, dengan lagu fenomenalnya, Cintamu Telah Berlalu, Kembali Ke Jakarta, Kolam Susu, Muda-Mudi, Nusantara (serial).

Sabtu, 21 Maret 2015

Mocca




Bicara mengenai musisi Indonesia, memang tak ada habisnya untuk terus mencari tahu siapa saja mereka yang telah berhasil menembus pasar Internasional. Salah satu band yang sukses meraih popularitas di luar negeri adalah kelompok musik Indie asal kota Bandung, Mocca.

Kelompok musik ini beranggotakan Riko Prayitno (gitar), Arina Ephipania (vocal dan flute), Achmad Pratama (bass), dan Indra Massad (drum). Band Indie ini pernah menandatangani kontrak dengan salah satu indie records di Jepang, Excellent Records, untuk mengisi satu lagu dalam album yang format rilisannya adalah book set (3set) yang berjudul “Pop Renaisance”. 

Ada 3 disc yang diedarkan di Jepang dan Mocca berada di disc no. 2 dengan lagu “Twist Me Arround”. Bahkan, 5 single Mocca sudah menjadi jingle iklan di Korea Selatan, lho!  Acara TV sejenis Oprah di Korea Selatan bernama "Chocollate" juga pernah mengundang kelompok Band Indie ini. Selain itu album mereka laris manis di Korea Selatan dan Jepang. Kabar terbarunya, single terbaru Mocca akan menjadi soundtrack sebuah drama Korea juga, Pals!